BAB 11
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam
organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan
pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya
dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214).
Komunikasi
tidak akan dibutuhkan jika manusia hidup dilingkungan hampa, dalam sebuah sel
yang tidak dapat ditembus; jika seseorang lahir, hidup dan mati terisolasi dari
dunia luar; atau jika seseorang hanya membutuhkan dirinya sendiri untuk
memenuhi semua kebutuhannya. Manusia adalah mahkluk sosial yang tergantung,
mandiri dan saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya
alat untuk dapat mencapai hubungan yang dekat dengan orang lain di
lingkungannya adalah komunikasi melalui baik bahasa verbal (Perancis, Italia,
Jerman, dan sebagainya) maupun bahasa nonverbal (bahasa tubuh dan isyarat yang
banyak di mengerti olaeh berbagai suku bangsa) (La Monica, 1979).
Tappen
(1995) mendefinisikan bahwa komunkasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan
dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih
bekerja sama.
Shannon
dan Weaver (1949) mendefinisikan komunikasi sebagai semua yang jadi di antara
dua pikiran atau lebih. Karena tingkah laku adalah apa yang dipersepsikan oleh
dua orang lain, maka semua tingkah laku adalah komunikasi, dan semua komunikasi
menghasilkan tingkah laku.
Davis
(1981) mendefinisikan komunikasi sebagai “pemindahan informasi dan pengertian
dari satu orang ke orang lain”.
Johnson
(1981) melihat konsep komunikasi sebagai alat atau cara seseorang mengirim
pesan ke orang lain, dan mengharapkan respons dari orang lain.
Gibran
(1951) mengatakan bahwa seseorang dapat berbicara secara verbal dengan dirinya
sendiri, komunikasi dalam organisasi selalu melibatkan paling sedikit dua
individu dan dua peran yaitu oengirim dan penerima.
B.
Tujuan
Komunikasi
Hewitt
(1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses secara spesifik sebagai berikut :
1. Untuk
mempelajari atau mengajarkan sesuatu.
2. Untuk
mempengaruhi perilaku seseorang.
3. Untuk
mengungkapkan perasaan
4. Untuk
menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain.
5. Untuk
berhubungan dengan orang lain.
6. Untuk
menyelesaikan sebuah masalah.
7. Untuk
mencapai sebuah tujuan
8. Untuk
menurunkan ketegangan atau menyelesaikan konflik.
9. Untuk
menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
C.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi
komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu:
1.
Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya,
seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti
informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2.
Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua
lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif
ini, yaitu:
a.
Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai
kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
1)
Keabsahan pimpinan dalam
penyampaikan perintah.
2)
Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
3)
Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus
sebagai pribadi.
4)
Tingkat kredibilitas
pesan yang diterima bawahan.
b.
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela
oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi
tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
D.
Jenis-jenis
Komunikasi
Ada
dua jenis utama dari komunikasi yaitu verbal nonverbal.
. Jenis-jenis
Komunikasi
Pada
dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi
Verbal dengan Kata-kata
a) Vocabulary
(perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
b) Racing
(kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara
dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c) Intonasi
suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara
yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi..
d) Humor:
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah
merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e) Singkat
dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung
pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f)
Timing (waktu
yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan
berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan
waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan
menggunakan expresi wajah pergerakan tubuh, dan sikap tubuh atau “body
language”. Menurut Arnold dan Boggs (1989) kaarena komunikasi nonverbal
meliputi komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau disampaikan, maka
komunikasi non verbal lebih mengandung arti yang signifikan dibandingkan
komunikasi verbal. Tetapi akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika
komunikasi nonverbal diartikan salah tanpa adanya penjelasan secara verbal.
Komunikasi non verbal adalah penyampaian
pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi
verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a) Ekspresi
wajah. Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi
wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b) Kontak
mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain
untuk mengobservasi yang lainnya.
c) Sentuhan
adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d) Postur
tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e) Sound
(Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f)
Gerak isyarat,
adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan
selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
Aspek penting yg
harus diperhatikan dalam komunikasi non-verbal dengan atau tanpa komunikasi
verbal:
•
Lingkungan
•
Penampilan
•
Kontak mata
•
Postur tubuh & gestur
•
Ekspresi wajah
•
Suara (intonasi, volume, & refleksi)
3. Komunikasi
secara langsung
Manajer
selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara
formal maupun informal. Mereka juga melakukan komunikasi secara verbal pada
pertemuan formal, baik kepada individu dalam kelompok dan presentasi secara
formal.
Tujuan
komunikasi verbal adalah “assertiveness”. Perilaku asertif adalah suatu cara
komunikasi yang memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya
secara langsung, jujur dan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan orang
lain yang diajak komunikasi.
Hal
yang harus dihindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif, agresif
khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif terjadi jika individu
tidak tertarik terhadap topik atau karena enggan berkomunikasi. Komunikasi
agresif terjadi jika individu merasa superior terhadap topik yang dibicarakan.
4. Komunikasi
Via telpon
Pada
era millenium ini, manajer sangat tergantung melakukan komunikasi dengan
menggunakan telepon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan
manajer untuk merespon setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh
karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf, harus
belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telpon. Jika orang lain
harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang diperlukan harus singkat untuk
menghindari kesan yang negatif.
E. Proses
Komunikasi
Proses komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, menggunakan isyarat tangan,
atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.
1) Pengirim (sender)
Proses komunikasi diawali oleh pengirim
sebagai sumber pesan. Pengirim, dalam kerangka keorganisasian dapat berupa
karyawan biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud,
informasi dan bertujuan mengadakan kumunikasi. Pengirim dalam hal ini telah
menentukan makna apa yang akan disampaikannya. Agar apa yang akan disampaikan
itu dapat tersusun dengan baik, maka sender perlu menyusun sebuah rencana yang
berisi makna utama apa yang akan disampaikan.
2)
Penyandian (encoding)
Tindakan
pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya memutuskan kata-kata mana
yang harus dikatakan atau ditulis disebut sebagai penyandian (encoding).
Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seorang
kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi.
3) Saluran Komunikasi (communication chanel)
Ketika
orang-orang berkomunikasi dalam lingkungan organisasi, mereka biasanya
menggabungkan tampilan vokal (saluran pendengaran) dan pandangan (saluran
penglihatan). Sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman), dan
perasa (saluran saraf) juga digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi.
Fungsi saluran komunikasi di sini adalah sebagai alat menyampaikan pesan. Untuk
menyampaikan pesan yang dimaksud, seseorang dapat meggunakan berbagai macam,
yaitu tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan
kebijakan, system imbalan, jadwal produksi, dan ramalan penjualan.
4) Pengertian Sandi (Decoding)
Pesan yang
diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang
mempunyai arti. Proses ini dilakukan dengan dua cara, pertama penerima harus menerima,
kemudian mengartikannya. Pengertian dipengaruhi oleh pengalaman penerima,
pemilihan penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, dan
harapan. Meciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat,
yang pantas untuk penyandian dengan melalui suatu sumber; menterjemahkan
gelombang suara ke dalam pemikiran merupakan penguraian sandi (decoding).
5)
Penerimaan (Receiver)
Bila pesan tidak A kepada siapa pesan itu ditujukan. Dalam hal ini kita tidak akan menggunakan cara yang sama dalam berkomunikasi kepada anak-anak dan berkomunikasi kepada orang dewasa. Jadi dalam berkomunikasi siapa pendengarnya perlu dipertimbangkan.
6)
Umpan Balik (Feedback)
Sebuah
rangkaian umpan balik (Feedback) memberi saluran bagi tanggapam penerima yang
memungkinkan sender untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan
menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan. Bagi manajer, umpan balik komunikasi
ini mungkin datangdari berbagai macam cara. Dalam situasi tatap muka, umpan
balik bias terjadi secara langsung melalui tanda-tanda atau sandi. Dengan
diberikannya reaksi ini kepada si pengirim (sender), perngirim akan dapat
mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan
apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si
pengirim berarti komunikasi tersebut efektif.
7) Kegaduhan (noise)
Gangguan
(noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Dalam setiap proses
komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada.
Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman seperti
udara dan kertas. Ganggua juga dapat terjadi secara internal (kurang perhatian
penerima) atau eksternal (gangguan suara lain).
No comments:
Post a Comment